Tuesday, April 26, 2011

Belajar Sesuatu dari Memelihara Ikan

Hadeehh, ngomongin ikan aja kok gak selesai-selesai ya??

wah, mereka sudah tumbuh besar(bayi ikan usia 14 hari).

Saya lanjutin ya? Kali ini masih tentang proses pengasuhan si krucil...
Setelah dirinci, meskipun merasa kerepotan tapi ternyata saya mendapat banyak pelajaran lho dari hanya memelihara sebuah ikan, 

Ketulusan dan Kasih Sayang
Kerelaan kita untuk membeli mereka, menyiapkan rumahnya, merawat dan rutin memberikan mereka makan saya rasa merupakan bentuk ketulusan dan kasih sayang dari kita sebagai pemilik. Jika tidak, untuk apa kita berlelah letih (lebay :p) untuk mengurus mereka jika tidak didasari oleh kasih sayang dan perasaan tulus?? (halah :p)

Jadi ingat, dulu hari-hari pertama pelihara ikan konsentrasi saya untuk beraktivitas yang lain agak terganggu karna ada keasyikan baru yaitu….. terlalu sering memandangi akuarium, hehehe...seneng aja gitu rasanya ada kehidupan baru di kamar saya. Hehe norak dan memalukan ya… Jadi inget, sampai-sampai tiap ada temen kos lewat depan kamar, nyapa dan tanya “lagi ngapain wi?”, selalu tuh saya jawabnya ,“lihat ikan?”. Hihi, ga penting banget :p

Oia, manfaat pelihara ikan ini berguna lho untuk orang-orang tertentu yang memiliki jiwa penyayang untuk menyalurkan energy positifnya. Juga untuk orang-orang kesepian yang butuh teman sehingga dia bisa mendapatkan kenyamanan karena ada sesuatu yang menemani dan bisa dikasihi. :D Kesimpulannya, untuk jomblowan dan jomblowati… wajib hukumnya memelihara ikan :p !!!

Kesabaran dan Pengorbanan
Ini juga bisa dijadikan ajang simulasi lho bagi calon bapak dan ibu sebagai bekal kelak di kehidupan rumah tangga. Haghaghag, nyambungnya apa coba?

Hihihihihi, maksudnya begini, nanti kelak ketika berumahtangga pasti kita ingin dikarunai seorang anak. Dalam keadaan sedih maupun senang mau tak mau kita harus memberi makan, mengasuh dan membersihkan kotorannya. Mungkin ketika mood sedang baik apapun menyenangkan dilakukan untuk mengurus mereka, tapi ketika mood kurang enak dan fisik lelah seharian beraktivitas seharian mungkin agak berat untuk memperhatikan terutama membersihkan kotorannya. Tapi mau tak mau harus dilakukan bukan?? Ini semua demi si kecil agar tetap tumbuh sehat dan nyaman di dunianya, halah!

Jadi ya intinya kita berlatih untuk sabar mengasuh ‘sesuatu’ dari sekarang...

Belajar Kehilangan
Sebenarnya ini bagian yang paling berat dan sedih untuk diceritakan karna ketakutan saya benar-benar terjadi. Dua ekor ikan moli saya secara berurutan mati setelah sepuluh hari saya asuh. Agak heran juga kenapa mereka yang mati, karena setau saya mereka lebih mudah bertahan hidup daripada koki. Entahlah, mungkin memang sudah takdirnya, di sini saya harus belajar ikhlas untuk merelakan kepergian sesuatu yang saya miliki karena pada dasarnya, semua yang kita miliki hanya titipan Allah bukan? Jadi ya harus bersiap ketika harus diambil kembali…

Jadi begini kronologis kematian mereka, 2 hari sebelum kematian ale (moli warna hitam) saya agak curiga dengan perilakunya, perut sangat membuncit, lemas dan gerakannya tidak selincah yang lainnya. Awalnya saya pikir karena mungkin dia sedang hamil, jadi memang agak lemas karena membawa beban diperutnya, hehe. Tapi ternyata takdir berkata lain, ale harus pergi meninggalkan dunia. Dua hari setelahnya disusul kepergian si ciko, ciri-ciri sebelum kematiannya mirip, perut membuncit, kurang begitu aktif ditambah dia kurang nafsu makan dan sering bersembunyi. Lagi-lagi awalnya aku pikir karena dia hamil ataungga sedih campur kangen (halah…) mencari bayi-bayinya yang tidak ada didekatnya. Entahlah, Wallahu a’lam.

Selain merasa kehilangan, sempat bersalah juga sih atas kepergian mereka, takut sayalah yang menjadi penyebab kematian mereka. Tapi ya sudahlah, toh saya sudah berusaha untuk merawat mereka dengan baik, hiks…

Sekian. Jangan bicarakan tentang ikan lagi diantara kita*
*hehe, mabok karena cerita tentang ikan mulu

Fish Blues Syndrome??? :D

Sepertinya cerita kali ini masih seputaran tentang ikan. Saya sendiri juga bingung, yang tadinya ingin bercerita singkat tapi kok jadi panjang begini. Ya sudahlah mari dilanjutgan!

Melanjutkan cerita sebelumnya tentang berkenalan dengan ikan dan biaya hidup ikan, kali ini saya ingin share tentang bagaimana proses pengasuhan si kecil. Intermezzo, sambil ngetik ini saya tiba-tiba ketawa sendiri nih… hihihi habisnya tiba-tiba teringat cerita lucu para ikaners yang pernah saya baca di suatu forum. Jadi begini ceritanya, saking maniaknya dengan ikan, ada salah satu diantara mereka yang bohong ke istri kalo sebenarnya harga ikan mereka mahal, yang sebenarnya diatas 600 ribu, ngakunya cuma sekitaran 200 ribu, wew dasar. Ada juga yang cerita kalo kamar sempitnya hampir dipenuhi dengan akuarium, lainnya ada juga yang sampai buka toko saking cintanya sama ikan, hehe ada-ada aja.

Back to topic, sebelumnya maaf kalo istilah judul di atas aneh. Istilah yang benar adalah baby blues syndrome yang intinya merupakan kekhawatiran danperasaan tidak mampu dari seorang ibu yang baru melahirkan untuk mengasuh anaknya dengan baik. Karena kali ini yang diasuh ikan jadinya ya fish blues syndrome, hehe ngasal. Memang begitulah kenyataannya, awal mula bawa ikan pulang-tepatnya setelah maghrib, rasa-rasanya cemas untuk memindahkan si ikan ke rumah barunya. Deg-degan, takut kalo-kalo membuat ikan stress di akuarium yang sekarang tapi Alhamdulillahnya mereka dapat dipindahkan dengan baik saat itu. 

Belum selesai sampai di situ, ketika hari semakin malam dan ikan-ikan terlihat mulai nyaman dengan tempat barunya tapi justru ada perasaan khawatir berlebih dalam diri saya. Agak bingung melukiskannya, intinya saya merasa sangat takut dan akan merasa bersalah kalo-kalo tidak bisa merawat dengan baik. Mau pergi ke tempat tidur gelisah, sangat takut rasanya membayangkan besok pagi ketika bangun tidur ada teman baru saya yang sudah terkapar tak berdaya di akuarium. Ternyata ketakutan saya ini masuk ke dalam alam bawah sadar dan termanifestasikan di mimpi, hehehe lebay ya. Tapi beneran nih, ketika tidur saya memimpikan dua di antara mereka, si chiko dan ale terapung diakuarium, hiks hiks… Keparnoan ini mungkin sedikit banyak karna terpengaruh cerita orang-orang yang ikannya cepat mati dan pengalaman teman kos yang pernah memelihara ikan koki siangnya dan mati besok paginya, hehe.

Lanjut ke cerita tadi, pagi-pagi ketika bangun dengan perasaan cemas saya langsung menyalakan lampu tanpa ke kamar mandi atau merapikan rambut terlebih dahulu. Saat itu yang ada dipikiran hanyalah pertanyaan apa ikan-ikan saya masih berenang??, tidak sanggup membayangkan kemungkinan terburuknya, huhuhu…
Dan ternyata ketika mata saya meneliti isi akuarium… jeng.. jeng… jeeenng…

Alhamdulillah, lega rasanya ikan-ikan baru bangun dari tidurnya (haha sotoy) dan berenang dengan lincahnya. Dengan perasaan senang saya langsung memberi sarapan mereka sambil memperhatikan kondisi akuarium yang sudah terisi dengan sedikit kotoran ikan. Ketika itu, pandangan mata tertuju pada suatu benda kecil bergerak yang tadinya saya kira kotoran ikan. Geliii… bentuknya seperti cacing kecil atau jentik nyamuk tepatnya.. sempat heran kok bisa-bisanya mereka berada di situ.

Benda kecil bergerak itu saya amati lebih seksama, ternyata jumlahnya tak hanya satu, huhu sebel. Saya lihat lebih dekat dan lebih dekat lagi, eh eh ehh… kok ada sesuatu yang ganjil ya?? Mereka ternyata punyak mata dan ekor???? Apa mungkin… merekaaa?? Jangan-jangan… Aahh mana mungkin?? Baru kemarin kok…

benda bergerak itu :p


Saya kurang yakin dengan penglihatan saya karena memang mata saya kurang normal alias minus :p. Pagi-pagi di saat sebagian orang masih ada yang tertidur, saya panggil mbak kos saya untuk memastikan apakah benda bergerak itu seperti yang saya maksud. Dan ternyata benar, dia sangat lincah, berlarian kesana kemari dan suka bersembunyi seperti induknya. Mereka adalah bayi-bayi milik ibu ikan moli si chiko, karena memang si ibu perutnya lebih kempes daripada sebelumnya, hehehe.

bayi-bayi yang sudah dipisahkan

Perkenalkan sekali lagi, namanya ti-ni-wi-ni-bi-ti, yang terdeteksi hanya 6 ekor alias tidak sengaja ikut terbuang ketika akuarium dibersihkan. Untungnya teman kos ada yang menawarkan diri untuk mengadopsi bayi-bayi lucu itu, jadi ya setidaknya saya tidak benar-benar mengalami baby fish blues syndrome lagi :p

Ceritanya bersambung ya karna kepanjangan…

Galau : Mari Meredefinisikannya!

Memiliki pikiran dan perasaan yang kacau balau bukanlah keinginan setiap orang, kadang keadaan menggalau datang tidak terprediksi, dapat mengganggu aktivitas, memunculkan perasaan cemas yang tidak jelas bahkan terkadang membuat diri kita merasa tak berdaya.

Jika racun galau mulai muncul, rumus yang harus kita ingat untuk mengatasi permasalahan adalah dengan mencari penyebab dari masalah tersebut. Mungkin sebagian orang menganggap galau = bingung, yaitu perasaan dimana kita tidak faham dengan apa yang rasakan, tapi yang pasti kita faham betul dimana kita sedang berada di situasi yang sangat tidak nyaman dan menggelisahkan dan kita ingin keluar. 
Jadi, selain sadar diri bahwa galau merupakan perasaan yang tidak menyenangkan dan perlu penyelesaian, kita juga sebaiknya lebih mencari tau sebab dari kegalauan kita.

Beda individu, beda versi untuk mencari tau penyebab kegalauannya. Ada sebagian orang yang lebih senang menceritakan kegalauannya ke orang lain hingga dia dapat menjadi faham akan penyebab kegalauannya. Sebagian yang lain menuliskan kegalauannya, merenung, atau sekedar coret-coret di kertas me-list daftar penyebab galau. Apapun caranya, kita harus mendapatkan jawaban secara konkrit tentang penyebab kegalauan yang melanda, contohnya seperti karena hubungan yang kurang baik dengan teman, pekerjaan yang tidak selesai, perasaan minder di komunitas, sikap malas yang susah diubah, iri dengan prestasi teman dan sebagainya.

Coretan Kegalauan Saya :D


Bagi saya pribadi, dengan lebih mengetahui penyebab kegalauan yang saya alami, dapat menjadikan diri lebih tenang dari sebelumnya. Tidak hanya berhenti di situ, langkah penyelesaian masalah dari sebab kegalauan kita juga harus direncanakan dan dilaksanakan sekuat tenaga karena jika tidak kegalauan akan sering melanda. Jadi, selamat bergalau ria :D

Last but not least, kalo galau menurut versi saya yang lain merupakan alarm tubuh yang mengingatkan bahwa saya sedang futur atau memiliki iman yang sedang turun, kurang beribadah dan lalai dari mengingat Allah. Hmm… jadi teringat kalimat di buku doa dzikir Ustadz Yazid bahwa…

“Orang yang berdzikir kepada Allah, maka pelakunya akan merasa bahagia, begitu juga orang yang dekat dengannya. Tetapi orang yang lalai, dia akan senantiasa gundah, begitu pula orang yang dekat dengannya” 

“Orang yang lalai dari mengingat Allah akan dihantui kerisauan antara dirinya dengan Allah, yang tidak bisa dihilangkan kecuali dengan dzikir”

Biaya Hidup Ikan

Halo semua…
Melanjutkan cerita di post sebelumnya, di sesi kali ini saya ingin menceritakan tentang pembiayaan hidup si ikan. Sebelumnya perkenalkan, ini teman-teman baru saya. 
Pemotretan ini dilakukan sehari setelah ikan diputuskan untuk diasuh, hehe

Ikan yang akhirnya saya pilih 3 ekor ikan moli dan 3 ikan koki kecil karena bentuknya gembul, lucu. Saya kurang suka ikan cupang karena wajahnya yang kurang ramah meskipun katanya mudah pemeliharaannya. Oia perkenalkan, ikan moli saya yang berwarna jingga namanya mojako, putih namanya ciko, hitam namanya ale, semua nama-nama itu merupakan ide dari teman-teman kos.  Sedangkan untuk 3 ekor koki kecil namanya koko, kiki dan kuku, hehe nama yang aneh sekaligus tidak mau repot :p.
Setiap saya perkenalkan teman baru saya (ikan) ke teman-teman saya yang lain (manusia, hehe), pertanyaan yang sering muncul adalah masalah biaya hidup dari si krucil-krucil ini, hihihi. Gampangannya ya berapa sih uang yang harus dikeluarkan untuk mengasuh ikan-ikan dan peralatannya.
List belanjanya nih :
1.       Akuarium  30x20 cm = Rp. 20.000
2.       Tanaman hias = Rp. 6.000
3.       Batu alam = Rp. 7.500/bungkus
4.       Batu aerator = Rp. 3.000
5.       Aerator (untuk gelembung udara) = mulai dari Rp. 13.000
6.       Pompa pembersih akuarium (tidak ada di gambar) = Rp. 12.500
7.       Ikan Koki = Rp. 4000x3
8.       Ikan Moli = Rp. 1000x3
9.       Pakan/pelet = Rp. 4000
Monggo ditotal sendiri, hehee..
Tapi yang harus diingat, harga di satu toko bisa berbeda di toko lain. Kadangkala satu toko punya keunggulan masing-masing dari toko yang lain, seperti lebih banyak dan murah harga ikannya atau lebih murah peralatannya dan sebaliknya. Jadi ya jika ingin puas sebelumnya harus searching-searching dulu di toko-toko ikan terdekat. Lagipula pergi ke banyak toko ikan samasekali ga merugikan kok kecuali untuk orang-orang yang sangat sempit waktu luangnya.  Berkunjung ke toko ikan justru bisa menghibur dan cuci mata karna banyak laki-laki yang lucu, eh salah maksudnya ikan-ikan yang lucu, hehehe

Ngomong-ngomong masalah laki-laki nih… sebenernya masih agak heran karena sepenglihatan saya kenapa kebanyakan pengunjung ikan sekaligus pemeliharanya justru kaum adam. Bukannya kalo dipikir-pikir perempuan itu lebih telaten, penyayang dan suka dengan hal-hal yang berbau keindahan ya?
Tapi entahlah, mungkin dibalik sisi liarnya(lho?), laki-laki sebenarnya penyayang dan menyukai yang lucu-lucu juga kali ya?, hihihi. Whalah, kok malah jadi OOT (out of topic) gini..
Balik lagi ke masalah biaya nih, untuk penghematan sebenernya bisa lho dilakukan dengan menekan pengeluaran benda lain yang bisa disubstitusi. Misalnya untuk tanaman plastic bisa diganti dengan tanaman air yang harganya lebih murah, pakan ikan bisa share dengan teman lain sesame ikaners(hehehe), batu-batuan bisa dicari sendiri langsung dari sungai (ingat! batu jangan terlalu besar :p), pompa pembersih bisa diganti dengan selang meteran(mirip selang aerator), akuarium bisa dengan memanfaatkan barang yang ada di sekitar kita (misalnya toples, gelas bueesaaarrr, bekas kandang hamster, dsb), jenis ikan bisa diganti dengan harga yang lebih murah (ikan platy Rp.500) tapi untuk aerator sebaiknya harus ada untuk ikan-ikan yang memang membutuhkan tambahan oksigen.
Hmm, apalagi ya?
Sepertinya informasi masalah biaya cukup begitu saja. Intinya sih, untuk memelihara ikan pasti perlu modal sekecil apapun dan juga perhatian untuk kelangsungan hidup si ikan. Jangan sampai masa hidup ikan jadi lebih singkat ketika berada di tangan kita, hiks hiks… Jangan juga hanya senang memandangi keindahan dan kelucuannya tanpa mau menanggung konsekuensi dengan merawatnya.
Jadi, ayuk ke toko ikan!! <-- pesan yang aneh..

Galau : Apa sih?

Aduhhh, lagi galau nih males ngapa-ngapain, ga bisa mikir..
Kenapa lo diem aja? Galau ya??

Entah dari mana asal dan sebabnya kata ‘galau’ akhir-akhir ini jadi lebih populer seperti kata lain sebelumnya ‘lebay’, ‘alay’,’mode on’, dsb. Pendapat ngasal saya sih mungkin populernya suatu kata bisa dipengaruhi oleh kondisi orang secara umum saat itu. Misalnya yang sebelumnya kata ‘lebay’ pernah menjadi tren, menunjukkan bahwa banyak orang-orang saat itu yang berkelakuan lebay. Berarti, trennya kata ‘galau’ saat ini karena memang banyak orang yang sedang galau, hehe ngasal.

Definisi
Galau menurut KBBI adalah ber•ga•lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
ke•ga•lau•an n sifat (keadaan hal) galau.
Lha, kok definisinya makin meng-galaukan ya? :D

Menurut pendapat pribadi sih simpelnya galau itu merupakan suatu ekspresi emosi yang susah untuk didefinisikan, agak membingungkan karna campuran antara perasaan tidak menentu, pikiran kacau, sedih, khawatir, bingung, hampa, gelisah, kurang bersemangat. Jadi ada kalanya seseorang ditanya apa yang sedang dirasakannya dan dia menjawab bingung dengan wajah bersedih, maka saya memutuskan dia sedang dalam suasana hati galau. Maaf ya untuk definisi yang ngasal, hehehe. Intinya galau itu kondisi hati yang nano-nano…

Kalau galau menurut ttdj sih ini…

Galau-TTDJ


perasaan ini apa namanya
ku takut untuk menyebut apa namanya

bukan karena ku takut salah
tetapi ku takut benar apa yang kurasa

pedih yang menghujam di sanubariku
hancurkan keyakinan yang menjadi kekuatanku

aku jatuh lagi sekali lagi jatuh
untuk sekian kali namun kali ini ku galau

bukan karena ku takut salah
tetapi ku takut benar apa yang kurasa

aku jatuh lagi sekali lagi jatuh
untuk sekian kali namun kali ini ku galau

pedih yang menghujam di sanubariku
hancurkan keyakinan yang menjadi kekuatanku

aku jatuh lagi sekali lagi jatuh
untuk sekian kali namun kali ini aku galau
  Bersambung

Berteman dengan Ikan



Tepat dua minggu nih saya memelihara ikan, rasanya campur aduk, antara senang, sedih dan juga kerepotan. Senang karna ada mahkluk lucu yang bisa dipandangi ketika merasa suntuk seharian dan bisa diajak ngobrol, ataupun menjadi pendengar setia meskipun tidak terjadi dialog :D. Selain itu, sedih juga pernah saya rasakan ketika dua ikan kecil secara berurutan mati, rasanya seperti kehilangan teman  juga perasaan bersalah tidak bisa menjaga si kecil dengan baik, hiks…
Penyebab awal yang membuat saya memutuskan untuk memelihara ikan adalah karena merasa kesepian di keseharian, yah… namanya juga mahasiswa tingkat akhir, teman-teman satu persatu sudah pergi dari kampus, kegiatan cuma itu-itu aja, bosaann… Jadi ya ingin cari suasana lain dan teman baru.
Berhubung saya bukan tipe orang yang bisa terlalu cepat mengambil keputusan, jadi ketika ada keinginan memelihara ikanpun bukan berarti saat itu langsung pergi ke toko ikan, beli akuarium dan lainnya, karna jangan sampai yang tadinya tujuan memelihara ikan untuk mengusir stress justru malah nambah stress karna satu persatu ikan cepat mati akibat salah pemeliharaan, haghaghag. 


Sebelumnya, saya coba gugling dan browsing di kaskus tentang ikan-ikan apa saja yang mudah dipelihara dan murah. Ternyata setelah proses pencarian, ada beberapa daftar ikan air tawar dengan criteria yang saya inginkan. Ikan paling popular dan yang saya ingat sih cupang, koki, moli, guppy dan platy.
Ikan Guppy (pict taken from)


Ikan Platy (pict taken from)
Selain itu, ada beberapa informasi lain tambahan dari teman dan internet yang saya dapat tentang pemeliharaannya. Begini nih infonya…
Rumah baru bagi ikan
  • Akuarium dan aksesorisnya dibersihkan, ditata dan diisi air setengah bagian
  • Ikan yang masih berada di plastik yang terikat dimasukkan ke dalam akuarium. Tujuannya ialah untuk adaptasi suhu.
  • Setelah sekitar 5-10 menit, plastik dibuka dan air akuarium dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam plastik(tercampur dengan air di plastik), diamkan sebentar, kemudian ikan bisa dilepas perlahan ke akuarium bersama air dalam plastik. Usahakan ketika menuang air dalam akuarium kotoran tidak ikut masuk.
  • Total air sebaiknya maksimal sekitar ¾ dari bagian akuarium untuk menyisakan ruang udara (whaduh maap kalo salah istilah).

Kok ribet ya? Kenapa akuarium ga langsung diisi air aja trus ikan dari plastik dijaring dan dimasukkan langsung?
Inginnya sih juga begitu, no ribet, no repot. Tapi seperti kita, ikan juga butuh adaptasi untuk berada di lingkungan barunya, jika ikan langsung dipindahkan tanpa perlakuan diatas, bisa saja ikan shock dan stress karena perbedaan yang mungkin ekstrim dari tempat sebelumnya.

Pemeliharaan sehari-hari
  • Ikan diberi makan sesuai dengan kebutuhan 2-3 kali sehari. Idealnya pagi-siang-sore dan untuk malam tidak begitu diperlukan karna ikan kurang begitu aktif.
  • Jika akuarium tidak menggunakan filter, akuarium sebaiknya dibersihkan dan diganti airnya 1-2 hari sekali ketika keruh. Cara penggantian air yang sederhana adalah dengan memompa kotoran+air dari akuarium ke dalam ember(bisa dengan selang atau pompa khusus pembersih akuarium) dengan ditambah air yang baru, dilakukan beberapa kali sampai akuarium terlihat lebih jernih. Air bagi ikan ibarat udara bagi manusia, jadi usahakan menjaga air sampai tidak terlalu keruh.
  • Jangan lupa, minimal tiap bulannya, usahakan akuarium  dikuras agar lebih segar dan bersih.

Hmm, sekian informasinya…
Oia tambahan, ketika membeli ikan, jangan lupa menanyakan informasi lebih lanjut ke penjual tentang pemeliharaannya, seperti makanannya, obat ketika sakit, maksimal anggota(lha?) dalam akuarium dan sebagainya. Bisa juga menanyakan ke orang lain yang sudah berpengalaman di hobby ini… dan yang paling penting… jangan lupa sayangi ikan anda, berikan nama, perhatikan tumbuh kembangnya, sesekali ajak bicara dan jangan malas untuk merawat ya! Usahakan juga tumbuhkan keterikatan emosi diantara kalian agar ikan betah berlama-lama di akuarium milik anda.
Selamat mengikan! :p                 
Bersambung ke sini.

Who Am I ?




Perkenalkan,

Saya Dewi Putri Kurniasari. Biasa dipanggil Dewi atau Putri.
Lahir 13 Agustus di Gresik-Jawa Timur, anak ke empat dari lima bersaudara, dan saat ini masih mengerjakan skripsi dengan ketar-ketir di Fakultas Psikologi UGM. hihihi...

Pendidikan yang pernah dijalani sebelumnya; TK-SD di Kota Gresik; SMP di MTS PPMI Assalaam Surakarta; SMA di MAN Insan Cendekia Serpong; Kuliah di Jogja dan selanjutnya masih menjadi misteri.

Suka dengan warna ungu, takoyaki dan menyenangi pekerjaan pembantu rumah tangga seperti membersihkan kamar, mencuci baju, menyetrika, dsb. hehehe

Secara personal, saya punya sisi feminin lebih dominan dibanding maskulin, jadinya ya kurang berani  kurang suka dengan aktivitas fisik yang penuh tantangan, agak kurang dinamis, tapi hatinya lembut, sabar, mudah memaafkan dan setia (ehhmm)

Kata orang sih, saya ini orangnya keibuan, detail, rapi, moody, penakut, tidak bisa berpura-pura dan sulit dipengaruhi. Ketika pertama kali kenal, biasanya dianggap pendiam tapi ternyata aslinya gila :)

Ingin sekali nih bisa menjadi pribadi yang tulus dan menyenangkan…

Salam kenal ya semuanya :)

Akhirnya...


Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalaamualaykum & Hello!
Akhirnya…
Jadi juga bikin blog setelah melalui berbagai pertimbangan yang tak berujung.. haisssh.. intinya daripada kebanyakan mikir, lebih baik langsung dimulai saja.
Awalnya ragu untuk nge-blog karna merasa minder,  kurang berwawasan dan sebagainya, jadi ya seringnya  hanya membaca blog orang-orang atau menyimak thread di forum-forum saja…  
Tapi sekarang saya yakin, setiap orang itu unik dan punya gaya tersendiri dalam menulis. Mereka juga punya kisah hidup masing-masing yang bisa di share jika mau. 
Saya pribadi memilih menulis (menulis bebas) untuk meringankan sedikit beban kerja otak, karena akhir-akhir ini sering melamun dan berpikir keras tapi tak tertuangkan. Kalo sudah begitu jadi susah urusannya…  karna hanya membuang waktu, pusing sendiri tapi tak menghasilkan apa-apa. 

Lewat blog saya juga ingin belajar menuangkan ide, mengekspresikan diri, berbagi informasi dan juga mengabadikan momen tertentu di kehidupan saya pada tulisan. Jadi, semuanya tidak berlalu dan terlupakan begitu saja. 

Begitu saja deh intermezzonya... rasanya udah ga sabar corat-coret di sini, hihi...
I’m a beginner…
Mohon koreksinya ya karna memang baru belajar dan mau untuk terus belajar :)