Wednesday, June 8, 2011

Sadar Gigi



Alhamdulillah, akhirnya dua buah gigi saya sudah selesai ditambal. Sebenarnya sih sudah seminggu yang lalu saya merasa tambalan gigi geraham kiri dan kanan bawah saya mulai keropos. Berhubung karena parno jika nantinya bisa menjadi semakin parah maka saya putuskan untuk bersegera ke dokter gigi. Sayangnya minggu lalu kalender banyak merah alias long wiken, jadinya ya saya baru sempat pergi ke dentist kemarin dan hari ini.

Lega rasanya gigi berlubang ini sudah sehat kembali. Syukurlah tingkat keparahannya juga belum besar, jadi penangannya bisa lebih mudah dan cepat. Kondisi gigi juga masih bersih karena belum ada karang gigi yang perlu dibersihkan. Padahal ini sudah enam bulan. Alhamdulillah...

Hmm, ternyata benar apa kata dokter gigi bahwa sebaiknya memang kita kontrol gigi enam bulan sekali ke rumah sakit, gosok gigi siang malam, menggunakan obat kumur dan dental floss secara teratur. Alhasil, selama ini saya hampir tidak pernah tuh terkena masalah gigi yang serius sampai mengharuskan gigi untuk cabut (duh, membayangkannya saja takut) kecuali ketika gigi dewasa muncul dan menimbulkan rasa sakit seperti yang hampir dialami semua orang.

Sekilas masalah gigi memang terlihat kecil, tapi jika sudah sakit... beuhh.. bisa-bisa dapat mengganggu aktivitas, menimbulkan demam membuat kita lebih emosional dan sebagainya. Tapi bagaimanapun itu lebih sakit yang namanya sakit hati sih, hehehe. Jadi kalo sudah tau bagaimana rasanya sakit hati gigi dan bagaimana tidak nyamannya ketika gigi dicabut, yuk kita sama-sama jaga kesehatan gigi kita dan yang paling penting jangan lupa pergi ke dokter gigi enam bulan sekali plus tidak menunda untuk pergi ke dokter ketika kita mengalami masalah gigi.

Kontrol rutin setiap setahun dua kali ini berfungsi untuk melihat apakah kondisi gigi kita sehat atau tidak. Jadi dengan itu kita tahu apakah ada gigi kita yang berlubang, karang gigi yang perlu dibersihkan, ataupun kelainan lain pada gigi. Semakin dini kita tahu, semakin lebih mudah pula lho masalah gigi bisa ditangani, karena jangan sampai kita baru pergi ke dokter gigi setelah gigi kita rusak parah, misalnya lubang pada gigi sudah terlalu dalam atau karang gigi yang sudah membatu, hiiiii...

Ngomong-ngomong masalah pergi ke dokter gigi, sebenarnya kesadaran untuk itu baru muncul ketika saya kuliah. Dari dulu keluarga saya tidak punya budaya untuk membiasakan diri ke dokter gigi. dan sebelumnya saya pergi ke dokter gigi hanya ketika gigi dicabut dan ditambal, sangat jarang pokoknya. \

Ketika pertama kali pergi ke dokter, niat awalnya sih iseng karena saya penasaran tentang promosi kesehatan yang ada selama ini yaitu "jangan lupa pergi ke dokter gigi setiap enam bulan sekali". Iklan yang sering muncul bikin saya bertanya-tanya, "Memangnya ngapain toh harus ke sana, emang mau diapain??". Akhirnya suatu saat, tepatnya di semester dua kuliah saya memutuskan untuk pergi ke sana sendirian untuk berkonsultasi ke DSKG (eh, bener gak ya tulisannya?).

Ternyata eh ternyata, kata beliau gigi saya baik-baik saja dan hanya perlu dibersihkan karang giginya. Akhirnya saat itu juga saya minta untuk langsung diberikan tindakan scalling dengan dokter muda alias ko-ass. Agak deg-degan juga sih ketika masuk ruangan praktek dan duduk di atas kursinya, hiii.
Waktu itu gigi saya dibersihkan secara manual, tanpa mesin, jadi ya rasanya seperti di congkel-congkel gitu deh. Berhubung gusi saya ini agak sensitif, jadinya ketika eksekusi lumayan tuh banyak darah bergumpalan keluar, qeqeqeqe. Seinget saya prosesnya berlangsung selama satu jam, sepertinya tergantung juga kondisi gigi masing-masing pasien sih. Ketika proses sudah selesai, hmmm... lega rasanya, gigi dan mulut terasa bersih. Saat itu saya jadi mikir, pergi ke dokter gigi ternyata rasanya kok ga jauh beda ya dengan pergi ke salon ya??, hihihi. Gimana enggak, pasien cuma disuruh duduk, dokter memberi tindakan dan pulang-pulang kita sudah dengan keadaan gigi yang bersih, cantik dan sehat :) .

Akhirnya setelah kejadian itu saya jadi ketagihan lho pergi ke dokter gigi meskipun belum enam bulan :p, sampe-sampe operatornya heran lha wong gigi saya ga ada karang gigi yang berarti untuk dibersihkan, tapi tetap ingin dibersihkan, hehe. Apalagi untuk tarif pelayanan di RSGM Prof.Soedomo (Milik UGM) cukup murah dan lebih murah lagi untuk mahasiswa UGM, hehe jadi ya selagi ada kesempatan sebaiknya fasilitas ini dimanfaatkan :D

Jadi, buat kalian yang masih malas pergi ke dokter gigi, anggap saja tuh pergi ke dokter gigi = NYALON :D

0 comments: