Tuesday, April 26, 2011

Belajar Sesuatu dari Memelihara Ikan

Hadeehh, ngomongin ikan aja kok gak selesai-selesai ya??

wah, mereka sudah tumbuh besar(bayi ikan usia 14 hari).

Saya lanjutin ya? Kali ini masih tentang proses pengasuhan si krucil...
Setelah dirinci, meskipun merasa kerepotan tapi ternyata saya mendapat banyak pelajaran lho dari hanya memelihara sebuah ikan, 

Ketulusan dan Kasih Sayang
Kerelaan kita untuk membeli mereka, menyiapkan rumahnya, merawat dan rutin memberikan mereka makan saya rasa merupakan bentuk ketulusan dan kasih sayang dari kita sebagai pemilik. Jika tidak, untuk apa kita berlelah letih (lebay :p) untuk mengurus mereka jika tidak didasari oleh kasih sayang dan perasaan tulus?? (halah :p)

Jadi ingat, dulu hari-hari pertama pelihara ikan konsentrasi saya untuk beraktivitas yang lain agak terganggu karna ada keasyikan baru yaitu….. terlalu sering memandangi akuarium, hehehe...seneng aja gitu rasanya ada kehidupan baru di kamar saya. Hehe norak dan memalukan ya… Jadi inget, sampai-sampai tiap ada temen kos lewat depan kamar, nyapa dan tanya “lagi ngapain wi?”, selalu tuh saya jawabnya ,“lihat ikan?”. Hihi, ga penting banget :p

Oia, manfaat pelihara ikan ini berguna lho untuk orang-orang tertentu yang memiliki jiwa penyayang untuk menyalurkan energy positifnya. Juga untuk orang-orang kesepian yang butuh teman sehingga dia bisa mendapatkan kenyamanan karena ada sesuatu yang menemani dan bisa dikasihi. :D Kesimpulannya, untuk jomblowan dan jomblowati… wajib hukumnya memelihara ikan :p !!!

Kesabaran dan Pengorbanan
Ini juga bisa dijadikan ajang simulasi lho bagi calon bapak dan ibu sebagai bekal kelak di kehidupan rumah tangga. Haghaghag, nyambungnya apa coba?

Hihihihihi, maksudnya begini, nanti kelak ketika berumahtangga pasti kita ingin dikarunai seorang anak. Dalam keadaan sedih maupun senang mau tak mau kita harus memberi makan, mengasuh dan membersihkan kotorannya. Mungkin ketika mood sedang baik apapun menyenangkan dilakukan untuk mengurus mereka, tapi ketika mood kurang enak dan fisik lelah seharian beraktivitas seharian mungkin agak berat untuk memperhatikan terutama membersihkan kotorannya. Tapi mau tak mau harus dilakukan bukan?? Ini semua demi si kecil agar tetap tumbuh sehat dan nyaman di dunianya, halah!

Jadi ya intinya kita berlatih untuk sabar mengasuh ‘sesuatu’ dari sekarang...

Belajar Kehilangan
Sebenarnya ini bagian yang paling berat dan sedih untuk diceritakan karna ketakutan saya benar-benar terjadi. Dua ekor ikan moli saya secara berurutan mati setelah sepuluh hari saya asuh. Agak heran juga kenapa mereka yang mati, karena setau saya mereka lebih mudah bertahan hidup daripada koki. Entahlah, mungkin memang sudah takdirnya, di sini saya harus belajar ikhlas untuk merelakan kepergian sesuatu yang saya miliki karena pada dasarnya, semua yang kita miliki hanya titipan Allah bukan? Jadi ya harus bersiap ketika harus diambil kembali…

Jadi begini kronologis kematian mereka, 2 hari sebelum kematian ale (moli warna hitam) saya agak curiga dengan perilakunya, perut sangat membuncit, lemas dan gerakannya tidak selincah yang lainnya. Awalnya saya pikir karena mungkin dia sedang hamil, jadi memang agak lemas karena membawa beban diperutnya, hehe. Tapi ternyata takdir berkata lain, ale harus pergi meninggalkan dunia. Dua hari setelahnya disusul kepergian si ciko, ciri-ciri sebelum kematiannya mirip, perut membuncit, kurang begitu aktif ditambah dia kurang nafsu makan dan sering bersembunyi. Lagi-lagi awalnya aku pikir karena dia hamil ataungga sedih campur kangen (halah…) mencari bayi-bayinya yang tidak ada didekatnya. Entahlah, Wallahu a’lam.

Selain merasa kehilangan, sempat bersalah juga sih atas kepergian mereka, takut sayalah yang menjadi penyebab kematian mereka. Tapi ya sudahlah, toh saya sudah berusaha untuk merawat mereka dengan baik, hiks…

Sekian. Jangan bicarakan tentang ikan lagi diantara kita*
*hehe, mabok karena cerita tentang ikan mulu

0 comments: